Wednesday, September 5, 2012

Astana Giribangun




Astana Giribangun merupakan kompleks makam keluarga mantan Presiden Soeharto. Makam yang terletak di Desa Giri Layu Kecamatan Matesih Kabupaten Karanganyar Jawa Tengah tersebut berada di bawah makam raja-raja mangkunegara (Astana Mangadeg). Terletak diatas bukit Ngaglik dengan ketinggian lebih kurang 666 dpl membuat kompleks pemakaman ini berudara sejuk.

Jika dari Solo, kita bisa naik bus jurusan Tawangmangu dan turun di Terminal Karangpandan, estimasi biaya Rp 4.000,-

Dari Terminal Karangpandan, kita dapat naik angkudes menuju Matesih, sebuah kecamatan di Karanganyar. Berhubung saya naik ojek, saya kurang tahu apakah angkudesnya langsung menuju Astana Giribangun atau tidak. Tapi berdasarkan info yang saya peroleh, kita akan turun di terminal Matesih dan masih naik angkudes lagi menuju Astana Giribangun.


Astana Giribangun, Letak Dan Sejarah

Astana Giribangun berada di Desa Karang Bangun, Kecamatan Matesih, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Astana Giribangun terletak di lereng barat Gunung Lawu dengan ketinggian 666,6 mdpl dan berada di bawah makam Astana Mangadeg, makam para penguasa Mangkunegaran yang berada di 750 mdpl. Perbedaan ketinggian ini ada alasannya karena untuk menghormati penguasa mangkunegaran dank arena Ibu Tien Soeharto adalah keturunan Mangkunegoro III.

Astana Giribangun terdapat beberapa cungkup atau bangunan makam. Cungkup Argo Sari teletak di tengah-tengah dan paling tinggi, di bawahnya, ada Cungkup Argo Kembang, dan paling bawah adalah Cungkup Argo Tuwuh. 


Di Cungkup Argo Sarilah terdapat makam Pak Soeharto (terletak di barat Makam Ibu Tien) beserta  makam Ibu Tien (berada paling timur), makam Fatmanti Soemaharjono (ibunda Ibu Tien Soeharto), makam Soemaharjono (bapak dari Tien Soeharto) dan makam Siti Hartini Oudang (kakak tertua Ibu Tien Soeharto). Di dalam Cungkup Argo Sari total ada lima makam. Di pelataran pendoponya juga terdapat makam – makam lain yang masih kerabat dengan keluarga Ibu Tien Soeharto.
 
Astana Giribangun berada di Desa Karang Bangun, Kecamatan Matesih, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Astana Giribangun terletak di lereng barat Gunung Lawu dengan ketinggian 666,6 mdpl dan berada di bawah makam Astana Mangadeg, makam para penguasa Mangkunegaran yang berada di 750 mdpl. Perbedaan ketinggian ini ada alasannya karena untuk menghormati penguasa mangkunegaran dank arena Ibu Tien Soeharto adalah keturunan Mangkunegoro III.

Selain sebagai makam Keluarga Cendana, Astana Giribangun juga diperuntukkan untuk pengurus dalam Yayasan ibu Tien Soeharto.

Astana Giribangun dibangun sejak 27 November 1974. Diresmikan pada 23 Juli 1976 oleh KR Ay. Hatmanti, Ibunda Hj. Tien Soeharto, ditandai dengan pemindahan jenazah Ayahanda dan kakak kandung Ibu Tien yakni KPH Soemohardjo dan Siti Hartini. Keduanya sebelumnya dimakamkan di Makam Umum Toroloyo.

Astana Giribangun menjadi sangat terkenal ketika Ibu Tien Soeharto meninggal pada Minggu, 28 April 1996 dan dimakamkan didalam Cungkup Argo Sari pada Senin, 29 April 1996. Semenjak itu, ribuan wisatawan berkunjung untuk berziarah. Jumlahnya rata – rata 3.000 peziarah setiap hari, bahkan pada hari libur, jumlahnya melonjak hingga 13.000 peziarah dalam satu hari.

Semenjak reformasi bergulir, Astana Giribangun mulai sepi peziarah. Pamornya kembali naik ketika Pak Soeharto meninggal pada Minggu, 27 Januari 2008 dan dimakamkan di dalam Cungkup Argo Sari didekat makam ibu Tien pada Senin, 28 Januari 2008 sesuai dengan wasiat beliau.

Jika naik kendaraan umum, maka untuk menuju Astana Giribangun, kita harus melalui jalan yang menanjak. Jika takut capek, kita bisa naik ojek dengan ongkos Rp 5.000,- sekali jalan. Di luar areal makam terdapat pedagang bunga dan juga pedagang pakaian dengan kaso bersablon Pak Harto.


1326171718817216026
Nampak cungkup Argo Sari

Dari tempat parkir kendaraan, Sebelum masuk, kita diharuskan melaporkan diri terlebih dahulu [kaya upacara aja], setelah itu kita akan diberi kertas berisi keterangan anggota rombongan yang berkunjung. Astana Giribangun merupakan wisata ziarah yang gratis alias tanpa pungutan biaya, tapi saat lapor, kita akan ditarik sumbangan sukarela (nggak apa – apa’lah), tapi, kita akan ditarik sumbangan sukarela lagi saat keluar dari Cungkup Argo Sari sembari menyerahkan kertas laporan tersebut ke petugas yang jaga disini. Disinilah arti kata Gratis menjadi Bayar !! Kalau begini lebih baik ditarik karcis retribusi saja biar transparan. Sebelum memasuki gapura makam, terlihat jelas aturan/tata tertib yang berlaku  bagi para peziarah.

1326172037171242931
Peraturan bagi para peziarah

13261721731192127376
Gapura masuk Astana Giribangun

Setelah melewati gerbang, kita akan menaiki beberapa anak tangga sebelum akhirnya sampai di pelataran makam. Konon kompleks pemakaman ini terdiri dari 3 bagian, yakni Argo Tuwuh, Argo Kembang, dan Argo Sari. Yang mana hanya orang-orang tertentu saja yang bisa dimakamkan di sini.
1326172481623429670
Dari gapura pintu gerbang kita harus melewati jalan ini

Argo Tuwuh yang merupakan bagian terluar diperuntukkan bagi para pegawai dan keluarga karyawan Yayasan Mangadeg atau keluarga lain dari Mangkunegaran. Sedangkan bagian Argo Kembang diperuntukkan bagi para pengurus pleno dan seksi dari Yayasan Mangadeg atau dari keluarga Mangkunegaran yang dianggap berjasa kepada yayasan. Dan sebelum mencapai Argo Sari, terlebih dahulu kita akan melewati teras Argo Sari.

13261731201319071208
Pintu Cyngkup Argo Sari dilihat dari teras

Di teras Cungkup Argo Sari inilah nantinya yang akan dijadikan tempat pemakaman bagi anak cucu dan menantu keluarga Cendana. Saat ini ada beberapa makam yang sudah ada di teras cungkup Argo Sari ini. Namun apa hubungan mereka dengan Ibu Tien Soeharto saya kurang jelas. Yang pasti merupakan keluarga dari dalem Kalitan Surakarta atau keluarga Mangkunegaran.

1326173953491701173
Beberapa makam di teras cungkup argo sari

Dan setelah melewati pintu berukir dengan warna hitam, maka sampailah kita di cungkup Argo Sari. Cungkup Argo Sari merupakan cungkup utama yang bernuansa bangunan Jawa kuno. Bentuk bangunan Joglo Surakartanan lengkap dengan ukiran khas Jepara dengan lantai marmer Tulungagung. Di sini terdapat (dari Timur ke Barat) makam Ibu Tien Soeharto, makam Mantan Presiden Soeharto, Ibu dan Bapak dari Siti Hartinah Soeharto, serta adik perempuan Ibu Tien. Sayang di dalam cungkup Argo Sari ini para peziarah tidak diperbolehkan mengambil gambar (kecuali jika kita memakai jasa para fotografer amatir yang ada di situ dengan upah Rp. 20.000,- untuk 1 lembar foto). Namun sebagai gambaran, makam-makam di dalam cungkup Argo Sari (termasuk makam Mantan Presiden Soeharto dan Ibu) seperti yang ada di teras cungkup. Berbatu nisan dari marmer dan dilengkapi dengan payung dan foto almarhum/almarhumah.

Kita dilarang foto didalam Cungkup Argo Sari. Jika mau berfoto, ada petugasnya sendiri dengan tarif Rp 20.000,- Tarif yang mahal menurutku, karena fotonya sendiri dicetak ukuran 4R, padahal di Prambanan, foto kita dicetak 10R dan ditarik biaya Rp 10.000,- ya udahlah, untuk kenang – kenangan dan mumpung berada di sini.

Habis selesai difoto disebelah makam Pak Harto, petugas foto muncul lagi dan kali ini langsung menyuruh kita berfoto di depan makam Bu Tien. Tapi, tunggu dulu !! Bukannya Rp 20.000,- itu untuk sekali foto ?? Setelah menginterograsi juru fotonya, ternyata kita akan ditarik lagi biaya sebesar Rp 20.000,- kalau ditotal menjadi Rp 40.000,- !! Tentu saja kami menolaknya, tapi kok ga bilang terlebih dahulu tho ??! Bahkan setelah kami selesai ada rombongan ibu – ibu beserta keluarga mereka mencak – mencak disuruh bayar Rp 20.000,- untuk berfoto !!
 
Sembari menunggu hasil cetakan foto [Yang ternyata makam pak Haro dan Bu Tien terpotret jelas sebagai background (Thanx God)] kami menyempatkan diri berfoto di pendopo Argo Sari. Pake blitz atau enggak, ternyata hasil fotonya blur dan berbayang semua !! Belum lagi petugas jaganya menyuruh kami agar tidak jeprat – jepret terus (padahal udah minta izin dan cuma foto 3x aja !!) dan sebelumnya, saat berada di dalam Cungkup, begitu masuk, kami dipaksa berdoa (Yee, berdoa kok dipaksa tho pak ??).


13261782411365490270
Pintu masuk Masjid Giribangun

Di komplek pemakaman yang dibangun pada tahun 1974 ini juga dilengkapi dengan sebuah masjid yang unik. Masjid Giribangun memiliki pinti utama berupa lorong panjang. Selain itu masjid ini juga kelihatam sangat rendah. Dengan tetap mengusung nuansa Jawa yang penuh dengan ukiran menambah masjid ini semakin menarik. Lokasinya tepat berada di sebelah timur kompleks Argo Sari.

13261787701468628364
Plafond masjid yang rendah menjadi ciri khas masjid Giribangun

Di samping timur bangunan masjid terdapat Wisma Lerem. Tempat inilah yang dipakai untuk tempat beristirahat bagi anggota keluarga Cendana yang berziarah ke Astana Giribangun. Sebuah bangunan yang dikelilingi pohon-pohon yang rindang, merupakan tempat yang pas buat beristirahat.

13261789692004004024 
 Wisma Lerem yang asri 
 
13261790741343331277
jalan menuju Masjid dan wisma lerem

Selain itu, kita bisa berjalan keliling di luar cungkup Argo Kembang. Di sisi sebelah selatan kita akan mendapati batu yang menuliskan tanggal dan tahun pertama kali pembangunan makam Astana Giribangun. Tulisan di batu marmer itu tertempel pada dinding tembok Argo Kembang.

13261792971758472462
Prasasti di tembok Argo Kembang

1326179338808700666

Dari sini kita bisa melihat bangunan Masjid Giribangun secara utuh. Di sini juga terdapat beberapa rumah-rumah tanpa dinding yang dipakai untuk mengaji para peziarah.

132617953226565464

Sebelum pulang, kita juga bisa membeli sekedar cindera mata buat kerabat dan teman-teman kita. Tak jauh dari lokasi parkir kendaraan terdapat sebuah koperasi yang menawarkan berbagai pernak-pernik bergambar Mantan Presiden Soeharto. Yang merupakan ciri khas dari Astana Giribangun.

Terlepas dari kekurangannya, Astana Giribangun sebenarnya sangat cocok dijadikan sebagai alternatif wisata jika kita berkunjung ke Karanganyar, karena memiliki pemandangan yang hijau, sejuk serta indah dengan fasilitas mulai dari kamar kecil, ruang tunggu hingga mushola.





This share facebook

Comments :

Comments
0 Comments

0 komentar to “Astana Giribangun”


Post a Comment

 
create logo

About Me